Bangsa Indonesia sampai saat ini masih dihadang oleh dua pilihan, antara mempertahankan tradisi (lisan) dengan menjawab tuntutan informasi, yang berarti harus banyak membaca. Padahal, kebiasaan kita masih didominasi tradisi percakapan panjang dan sedikit membaca (Kompas).
Salah satu upaya untuk meningkatkan minat masyarakat untuk membaca buku adalah dengan memperingati Hari Buku Nasional yang dilaksanakan setiap tanggal 17 Mei, sekaligus menaikkan penjualan buku. Bahkan, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) berharap agar peringatan Hari Buku dilaksanakan seperti Valentine’s Day, di mana pada hari itu setiap orang memberi sebuah buku kepada orang lain.
Diakui banyak pihak bahwa membuat masyarakat gemar membaca memang sulit dilakukan, terutama kepada generasi muda kita yang terlanjur didominasi sistem komunikasi dengan telepon, namun sedikit membaca lembaran buku. Namun, kita harus tetap berusaha meningkatkan aktivitas membaca buku karena manfaatnya bisa mengetahui perkembangan termodern dan bisa memprediksi masa depan.
Beberapa pakar menggolongkan penulis buku menjadi Dua tipe, yakni penulis idealis dan pragmatis. Penulis idealis adalah mereka yang menulis buku dengan tidak terlalu memikirkan royalti. Bagi mereka, menulis adalah berkarya untuk melayani masyarakat dan tak perlu menuntut kompensasi materi berlebih. Mereka juga tak ambil pusing, apakah bukunya nanti diminati pasar atau sebaliknya. Sebab, bagi mereka, naskah bisa diterbitkan saja menjadi suatu kebanggaan tersendiri.
Kedua, penulis pragmatis yang memandang materi di atas penulisan buku. Penulis jenis ini dibaratkan mesin ide yang didesain untuk memenuhi selera pasar perbukuan. Meskipun ada beberapa penulis pragmatis yang tetap menjaga kualitas materi, namun karya tersebut tetap berorientasi untuk menghasilkan uang. Mereka cenderung menulis buku berdasar pesanan penerbit, yang tisesuaikan dengan perkembangan pasar.
Dua tipe penulis itu kini menjadi persoalan baru perbukuan di Indonesia. Pada tipe penulis buku pertama, kecenderungan menjadi lesu di dunia perbukuan. Karya - karya yang dipaksaterbitkan, yang tak didahului survei pasar, akan kurang laku di pasaran. Sementara itu, pada tipe penulis kedua yang semata - mata mengandalkan selera pasar, buku yang dihasilkan cenderung kurang berkualitas. Kendala yang lain adalah pembajakan pada buku berkualitas sekaligus laris manis di pasaran yang menjadi masalah klasik dan sulit dipecahkan.
Kendala terbesar adalah "kotak ajaib" bernama televisi. Survei di beberapa negara maju yang budaya bacanya sudah tinggi saja, rata - rata anak sekolah menghabiskan sekitar 60 - 90 jam per pekan untuk menonton televisi. Apalagi di Indonesia yang masih didominasi budaya lisan dan menonton, tentu proporsi waktu untuk menonton televisi jauh lebih besar. Butuh perjuangan ekstra keras dalam rangka meningkatkan perkembangan alam perbukuan kita. Satu poin penting yang perlu diupayakan bersama adalah memberikan edukasi yang tepat bagi masyarakat untuk mau membaca, mencintai, dan membeli serta memproduksi buku.
Alhamdulillah... Pemerintah Indonesia juga telah banyak andil untuk memudahkan kita mendapat buku gratis dalam bentuk file atau Buku elektronik terutama untuk guru dan pesertadidik. Buku - buku tersebut bisa kita unduh di portal bse kemendikbud dot go dot id.
Andai sudah tertanam kesadaran kuat untuk membaca buku, niscaya perbukuan kita berkembang lebih pesat lagi. Penulis buku bisa memperoleh royalti lebih besar karena semakin banyak karyanya yang terbeli. Sementara itu, penerbit juga diuntungkan karena produknya diminati banyak orang. Masyarakat Indonesia-pun bisa menjadi masyarakat yang cerdas. Melalui membaca juga, kita akan menjadi lebih baik. Seperti perintah pertama Allah kepada Nabi Muhammad yaitu BACA.
Nah..... Untuk memperingati Hari Buku Nasional, apa yang akan kita lakukan...?
- Memberesi buku
- Membeli atau menjual Buku
- Menyumbangkan buku
- Membaca buku atau
- Mencuri buku (kebiasaan buruk yang dulu dilakukan penulis karena tak punya banyak anggaran untuk mengkonsumsi buku). He...66X.
Semoga Peringatan Hari Buku Nasional bisa meningkatkan minat masyarakat untuk membaca buku. Amien...66X. Ups... Yuk, kita ramaikan perpustakaan...
Semoga bisa menggugah kita untuk lebih agresif membaca...
BalasHapus